Kamis, 19 Desember 2013



To GG 
 
*Jingle Bell Rock*
(Dua orang anak SD berbicara)
Anak SD 1      : Hei, sebentar lagi hari Natal, lho!
Anak SD 2      : Oh iya, ya! Asik! Kita bisa bertukar hadiah!
Anak SD 1      : Kamu tahu nggak, Natal itu apa?
Anak SD 2      : Aku tahu! Natal itu memperingati pengorbanan Yesus kan?
Anak SD 1      : Bukan!
Anak SD 2      : Hmmm… Memperingati turunnya Roh Kudus?
Anak SD 1      : Itu sih Pentakosta!
Anak SD 2      : Lho, terus Natal itu apa?
Anak SD 1      : Natal itu memperingati lahirnya Tuhan Yesus. Masa kamu lupa?
Anak SD 2      : Ah, aku ingat! Yesus lahir di Taman Getsemani kan?
Anak SD 1      : Salah! Aduh, lebih baik aku ceritakan saja, ya.
*The First Noel*
(Maria masuk ke panggung sambil menyapu)
Maria               : (berbicara dalam hati) Tidak lama lagi, aku akan menikah dengan Yusuf, tunanganku. Kemudian kami akan mempunyai seorang anak. Kalau laki-laki, dia pasti tampan seperti Yusuf. Kalau perempuan, ya pasti cantik seperti aku. (berhenti menyapu dan tersenyum sendiri)
*Halleluya (Terdengar nyanyian malaikat)*
Maria               : (ketakutan) Suara apa itu?
(Gabriel masuk ke panggung perlahan-lahan)
Gabriel            : Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.
Maria               : Siapa kamu? (mengarahkan sapu ke Gabriel)
Gabriel            : Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
(Maria menurunkan sapunya perlahan-lahan)
Maria               : Tidak mungkin! Aku belum memiliki suami. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? (jatuh berlutut)
*Single Ladies*
Gabriel            : Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Maria               : Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.
(Gabriel pergi meninggalkan panggung kemudian Maria juga)
Anak SD 2      : Lho, apa Yusuf tidak kaget kalau tiba-tiba Maria hamil?
Anak SD 1      : Tentu saja dia kaget.
Anak SD 2      : Lalu apa yang terjadi?
Anak SD 1      : Begini….
 (Yusuf masuk ke panggung dan berjalan mondar-mandir)
Yusuf               : (berbicara dalam hati sambil memegang sebuah cincin) Aku tidak mengerti mengapa Maria tiba-tiba hamil. Apa sebaiknya aku ceraikan saja dia? Tapi… namanya bisa tercemar. Apa yang harus aku lakukan? Mungkin aku akan menceraikannya secara diam-diam saja. Itu adalah jalan terbaik untuk kita berdua. (menguap) Hoahmmm… Sebaiknya sekarang aku tidur dulu. (tidur di atas kasur)
(Dalam mimpinya, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya)
(Gabriel menghampiri Yusuf)
Gabriel            : Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
Yusuf               : (terbangun) Baiklah, aku tidak akan menceraikan Maria. Aku akan tetap menikah dengannya. Aku harus pergi ke rumahnya sekarang! (meninggalkan panggung)
*Marry You (Maria dan Yusuf masuk ke panggung dari arah berlawanan, Yusuf memasangkan cincin di jari Maria)*
(Yusuf dan Maria meninggalkan panggung)
Anak SD 2      : Oh, ternyata begitu. Lalu, apa Yesus tidak lahir di Taman Getsemani? Kalau begitu, Yesus lahir di mana?
Anak SD 1      : Yesus lahir di sebuah kandang.
Anak SD 2      : Apa? Kenapa begitu? Kenapa Yesus lahir di tempat yang tidak biasa?
Anak SD 1      : Waktu itu, Kaisar Agustus memerintahkan setiap orang di seluruh dunia untuk mendaftarkan diri di kotanya masing-masing. Makanya, Yusuf pergi dari Nazaret di Galilea ke Betlehem supaya didaftarkan bersama dengan Maria yang sedang mengandung.
Anak SD 2      : Tapi kenapa Yesus harus lahir di kandang?
Anak SD 1      : Dengarkan baik-baik…
(Maria dan Yusuf masuk ke panggung. Yusuf menuntun Maria)
Maria               : Hari sudah malam, bagaimana kalau kita mencari penginapan?
Yusuf               : Baiklah, mari kita tanya pada penginapan itu. (menunjuk sebuah pintu)
Maria               : (memegang perutnya) Cepatlah, perutku sakit. Sepertinya aku akan melahirkan sebentar lagi.
Yusuf               : Tunggu sebentar! (Mengetuk pintu) Permisi!
PH 1                : (membuka pintu sambil mengipas-ngipas) Ada apa?
Yusuf               : Hari sudah malam, kami butuh tempat untuk menginap. Apakah masih ada kamar?
PH 1                : Maaf, semua kamar sudah penuh. (menutup pintu)
Yusuf               : Coba kita ke penginapan yang di sana. (berjalan sambil menuntun Maria)
Yusuf               : (mengetuk pintu) Permisi!
PH 2                : (membuka pintu) Mau apa kamu? (bersedekap)
Yusuf               : Apakah masih ada kamar untuk kami berdua?
PH 2                : Penuh! Pergi sana! Cari saja tempat lain! (Menutup pintu)
Yusuf               : Tenang, ya. Masih ada satu penginapan lagi di sana.
*Jangan Menyerah 1*
Yusuf               : (mengetuk pintu) Permisi! Permisi!
PH 3                : (membuka pintu) Ya? Ada yang bisa saya bantu?
Yusuf               : Apakah ada satu kamar yang tersisa untuk kami berdua? Tolonglah. Kami butuh tempat untuk menginap.
PH 3                : Maaf sekali. Tapi hari ini sangat ramai. Semua kamar sudah terisi.
Yusuf               : Ini penginapan terakhir. Kami sudah bertanya pada penginapan lain, tapi semuanya juga penuh.
PH 3                : Ada sebuah kandang di belakang penginapan ini. Kalian bisa bermalam di sana. Hanya tempat itu yang ada.
Yusuf               : Tidak apa-apa! Terimakasih banyak!
*Jangan Menyerah 2 (PH 3 mengantar Yusuf dan Maria ke kandang lalu meninggalkan panggung)*
(Maria melahirkan Yesus di kandang) (Blackman membawa Yesus dalam palungan ke panggung)
(Bintang mengelilingi panggung diikuti tiga raja dari timur kemudian berhenti di kandang. Para raja memberikan hadiah untuk Yesus)
*Joy to The World (bait 1)
Joy to The World (bait 2)
(GG masuk ke panggung dan bernyanyi bersama)

Halleluya
(0:08-0:17)

Selasa, 13 November 2012

Pembuktian Hukum Kekekalan Massa


Pembuktian Hukum Kekekalan Massa

TUJUAN :
Membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa


ALAT DAN BAHAN :
    
    1.     Larutan Kalium Iodida (KI)

    2.     Larutan Timbal (II) Nitrat  (PB(NO3)2)

    3.     Pipa Y
    4.     Tabung reaksi
    5.     Gelas kimia
    6.     Neraca
    7.     Pipet tetes






LANGKAH KERJA :

1.     Tuang larutan Kalium Iodida dan Timbal (II) Nitrat ke dalam tabung reaksi terpisah.

                                                           


2.    Pindahkan larutan Kalium Iodida setinggi satu ruas ke dalam kaki 1 pipa Y menggunakan pipet tetes.

                                                  


3.  Pindahkan larutan Timbal (II) Nitrat setinggi satu ruas jari ke dalam kaki 2 pipa Y menggunakan pipet tetes.




4.     Tutup pipa Y, kemudian letakkan kedua kaki Y dalam 2 gelas kimia, lalu timbanglah dengan neraca. Catatlah sebagai massa zat sebelum reaksi berlangsung.



5.     Balikkan pipa Y hingga kedua larutan tercampur. Amati perubahan yang terjadi.



 



6.     Timbang kembali pipa Y beserta isinya. Catatlah sebagai massa zat setelah reaksi berlangsung





Hasil Pengamatan :

Larutan
Massa Sebelum reaksi (g)
Massa sesudah reaksi (g)
Kalium Iodida (KI)  +  Timbal (II) Nitrat  (PB(NO3)2)
130
130

KESIMPULAN :
Hukum Kekekalan Massa terbukti. Berarti dalam ruangan tertutup massa zat- zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap.